Pelatih Argentina Di Piala Dunia 2014: Siapa Orangnya?
Guys, pasti pada penasaran kan siapa sih dalang di balik layar Timnas Argentina saat Piala Dunia 2014? Nah, daripada tebak-tebakan kayak lagi main Who Am I?, mending kita langsung kupas tuntas aja yuk! Argentina, dengan sejarah sepak bola yang kaya dan pemain-pemain bintangnya, selalu menjadi sorotan di setiap edisi Piala Dunia. Tahun 2014, ekspektasi terhadap La Albiceleste sangat tinggi, apalagi dengan kehadiran Lionel Messi di puncak performanya. Tapi, sehebat apapun pemain, tim tetap butuh seorang nakhoda yang mampu meramu strategi, memberikan motivasi, dan menjaga kekompakan tim. Jadi, siapa sebenarnya pelatih yang memimpin Argentina di Piala Dunia 2014?
Pelatih yang dimaksud adalah Alejandro Sabella. Mungkin sebagian dari kalian sudah familiar dengan nama ini, tapi buat yang belum, Sabella adalah seorang mantan pemain sepak bola profesional Argentina yang kemudian beralih menjadi pelatih. Ia lahir pada tanggal 5 November 1954, dan memiliki karir bermain yang cukup gemilang di beberapa klub top Argentina dan Eropa. Sebagai seorang gelandang serang, Sabella dikenal dengan visi bermainnya yang cerdas, kemampuan passing yang akurat, dan skill individu yang mumpuni. Sebelum menjadi pelatih, Sabella pernah bermain untuk River Plate, Leeds United, Sheffield United, dan beberapa klub lainnya. Pengalaman bermain di berbagai liga dan negara memberinya wawasan yang luas tentang sepak bola, yang kemudian sangat berguna dalam karir kepelatihannya. Sabella memulai karir kepelatihannya sebagai asisten Daniel Passarella di beberapa tim nasional dan klub, sebelum akhirnya mendapatkan kesempatan untuk menjadi pelatih kepala. Salah satu momen penting dalam karir kepelatihannya adalah ketika ia berhasil membawa Estudiantes de La Plata menjuarai Copa Libertadores pada tahun 2009. Keberhasilan ini membuka jalan baginya untuk menangani Timnas Argentina.
Kiprah Alejandro Sabella Bersama Timnas Argentina
Setelah menggantikan Sergio Batista sebagai pelatih Timnas Argentina pada tahun 2011, Alejandro Sabella langsung dihadapkan pada tugas berat untuk membawa La Albiceleste kembali ke puncak kejayaan. Sabella mewarisi tim yang bertabur bintang, namun belum mampu menunjukkan performa yang konsisten. Tantangan utamanya adalah bagaimana menyatukan pemain-pemain top seperti Lionel Messi, Gonzalo Higuaín, Sergio Agüero, dan Ángel Di María menjadi sebuah tim yang solid dan mampu bermain sebagai satu kesatuan. Sabella dikenal sebagai pelatih yang pragmatis dan fleksibel. Ia tidak terpaku pada satu formasi atau strategi tertentu, melainkan mampu menyesuaikan taktiknya dengan kekuatan dan kelemahan lawan. Salah satu perubahan penting yang dilakukannya adalah memberikan peran yang lebih sentral kepada Lionel Messi. Sabella menyadari bahwa Messi adalah pemain terbaik di dunia, dan tim harus dibangun di sekelilingnya. Ia memberikan Messi kebebasan untuk bergerak dan berkreasi di lapangan, serta menempatkan pemain-pemain lain yang mampu mendukung permainannya. Selain itu, Sabella juga menekankan pentingnya disiplin taktik dan kerja keras dalam tim. Ia menanamkan mentalitas juara kepada para pemain, dan membuat mereka percaya bahwa mereka mampu mengalahkan siapa pun. Di bawah asuhan Sabella, Argentina menunjukkan peningkatan yang signifikan. Mereka berhasil lolos ke Piala Dunia 2014 dengan status juara grup di babak kualifikasi zona Amerika Selatan. Selama babak kualifikasi, Argentina menunjukkan performa yang cukup meyakinkan, dengan Messi menjadi motor serangan utama tim. Kemenangan-kemenangan penting diraih atas tim-tim kuat seperti Uruguay, Kolombia, dan Cile. Keberhasilan ini membangkitkan harapan para penggemar Argentina untuk melihat timnya meraih gelar juara di Piala Dunia 2014.
Perjalanan Argentina di Piala Dunia 2014
Piala Dunia 2014 di Brasil menjadi panggung bagi Alejandro Sabella untuk membuktikan kualitasnya sebagai pelatih. Argentina tergabung di Grup F bersama Bosnia dan Herzegovina, Iran, dan Nigeria. Di atas kertas, Argentina diunggulkan untuk lolos sebagai juara grup. Pertandingan pertama melawan Bosnia dan Herzegovina menjadi ujian pertama bagi Argentina. Meskipun menang dengan skor 2-1, performa Argentina belum sepenuhnya meyakinkan. Messi mencetak gol indah yang menjadi penentu kemenangan, namun secara keseluruhan permainan tim masih belum terlalu solid. Pertandingan kedua melawan Iran berakhir dengan skor 1-0 untuk Argentina. Messi kembali menjadi pahlawan dengan mencetak gol di masa injury time. Pertandingan ini menunjukkan bahwa Argentina masih kesulitan untuk membongkar pertahanan rapat lawan. Pertandingan ketiga melawan Nigeria berakhir dengan kemenangan 3-2 untuk Argentina. Messi mencetak dua gol, dan Marcos Rojo mencetak satu gol. Pertandingan ini menjadi pertandingan yang cukup menghibur, dengan kedua tim bermain terbuka dan saling menyerang. Argentina lolos ke babak 16 besar sebagai juara Grup F. Di babak 16 besar, Argentina bertemu dengan Swiss. Pertandingan berlangsung sangat ketat dan alot. Skor tetap imbang 0-0 hingga babak perpanjangan waktu. Di menit-menit akhir babak perpanjangan waktu, Ángel Di María mencetak gol yang membawa Argentina lolos ke babak perempat final. Di babak perempat final, Argentina bertemu dengan Belgia. Argentina berhasil menang dengan skor 1-0. Gonzalo Higuaín mencetak gol tunggal yang membawa Argentina melaju ke babak semifinal. Di babak semifinal, Argentina bertemu dengan Belanda. Pertandingan berakhir dengan skor imbang 0-0 hingga babak perpanjangan waktu. Argentina akhirnya memenangkan pertandingan melalui adu penalti dengan skor 4-2. Sergio Romero menjadi pahlawan dengan menepis dua tendangan penalti pemain Belanda. Argentina melaju ke babak final untuk menghadapi Jerman.
Final yang Penuh Drama
Partai final Piala Dunia 2014 antara Argentina dan Jerman menjadi salah satu pertandingan paling mendebarkan dalam sejarah sepak bola. Pertandingan berlangsung di Stadion Maracanã, Rio de Janeiro, dan disaksikan oleh jutaan penggemar sepak bola di seluruh dunia. Argentina tampil dengan formasi 4-4-2, dengan Lionel Messi dan Gonzalo Higuaín sebagai ujung tombak serangan. Sementara itu, Jerman tampil dengan formasi 4-3-3, dengan Thomas Müller, Miroslav Klose, dan Mesut Özil sebagai pemain kunci. Pertandingan berlangsung dengan tempo tinggi sejak awal. Kedua tim saling jual beli serangan, namun tidak ada gol yang tercipta di babak pertama. Di babak kedua, Jerman berhasil mencetak gol melalui Mario Götze di menit ke-113 babak perpanjangan waktu. Gol ini menjadi gol penentu kemenangan bagi Jerman. Argentina harus menerima kekalahan pahit di final Piala Dunia 2014. Meskipun gagal meraih gelar juara, Alejandro Sabella tetap mendapatkan apresiasi atas kinerjanya. Ia berhasil membawa Argentina melaju hingga babak final, dan menunjukkan performa yang solid sepanjang turnamen. Sabella juga berhasil memaksimalkan potensi Lionel Messi, yang menjadi pemain kunci Argentina di Piala Dunia 2014. Setelah Piala Dunia 2014, Sabella mengundurkan diri dari jabatannya sebagai pelatih Timnas Argentina. Ia kemudian tidak lagi melatih tim mana pun hingga akhir hayatnya. Sabella meninggal dunia pada tanggal 8 Desember 2020, meninggalkan kenangan yang mendalam bagi para penggemar sepak bola Argentina. Ia akan selalu dikenang sebagai salah satu pelatih terbaik yang pernah dimiliki Argentina.
Jadi, itulah dia guys, sedikit cerita tentang Alejandro Sabella, maestro di balik Timnas Argentina di Piala Dunia 2014. Semoga artikel ini bisa menjawab rasa penasaran kalian ya! Sampai jumpa di artikel berikutnya!